bigbagworld

Merdeka.com - Setelah terjadi tarik ulur antara istri dan keluarga besar Almarhum, jenazah Dalang Wayang Suket, Slamet Gundono yang meninggal pukul 08.30 WIB tadi di Ruang ICU Rumah Sakit Islam Solo, akan dimakamkan di Tegal, Jawa Tengah. Jenazah dalang pendobrak pakem tersebut sempat tertahan hingga pukul 14.30 di RSI Yarsis, lantaran harus menunggu peti, yang dipesan khusus.

Ukuran tubuh Gundono dengan berat badan lebih dari 150 kg, membuat keluarga kesulitan mencari peti jenazah. Tarik ulur pemakaman Gundono sempat terjadi antara Nuning Sri Rejeki, istri Almarhum dengan keluarga besar dari Tegal.

Nuning dan kedua anaknya sempat menginginkan agar jenazah suaminya dimakamkan di dekat rumahnya, di Mojosongo, Solo. Namun keluarga Gundono menginginkan pemakaman di tanah kelahiran mendiang di Slawi, Tegal, Jawa Tengah. Namun setelah keduanya bermusyawarah, diputuskan, jenazah dimakamkan di Tegal pada Senin esok.

Sebelum dibawa ke Tegal, jenazah Gundono atas keinginan beberapa sahabat, terlebih dahulu disemayamkan di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT). Mereka akan memberikan penghormatan terakhir, di tempat yang sering digunakan Almarhum menggelar karya seninya.

"Kami ingin memberikan penghormatan terakhir di TBJT," ujar seniman senior Prapto Suryodarmo, atau yang akrab disapa Mbah Prapto.

Usai didoakan dan disalatkan oleh sahabat dan seniman, jenazah Gundono dibawa pulang ke rumah duka, untuk selanjutnya akan dibawa ke Tegal pada Senin pagi. Beberapa pelayat yang juga sahabat Almarhum tampak melayat di antaranya budayawan Sardono W Kusumo, Ki Manteb Sudarsono dan Ki Bambang Murtiyoso.

$(document).ready(function(){$('.pb_prev').mouseover(function() {$('#pl_prev').css("display","block");$('#pl_next').css("display","none");$('#ppc').css("display","block");$('#pnc').css("display","none");});$('.pb_next').mouseover(function() {$('#pl_prev').css("display","none");$('#pl_next').css("display","block");$('#ppc').css("display","none");$('#pnc').css("display","block");$('#pnc').css("marginLeft","350px");});});

View the original article here